JAKARTA, – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan hitung-hitungan harga Pertalite seharusnya Rp14.450 per liter. Namun harga yang masih dijual Rp7.650 per liter.
“Kalau sekarang ICP di USD105 dan kurs nilai tukar Rupiahnya di Rp14.700 per USD, maka harga Pertalite harusnya di Rp14.450 per liter, artinya harga Pertalite sekarang ini adalah 53% rakyat yang mengkonsumsi dan menggunakan Pertalite setiap liternya mendapatkan subsidi Rp6.800,” ujar Sri, Jumat (26/8/2022).
Kemudian Pertamax yang harganya sekarang di Rp12.500 per liter, harga keekonomiannya di Rp17.300 per liter. Bahkan, Pertamax sekalipun dikonsumsi oleh mobil-mobil bagus dan pemiliknya mampu, setiap liternya mereka mendapatkan subsidi Rp4.800.
LPG yang sekarang harga jual per kg adalah Rp4.250, dengan harga dan kurs sekarang, harusnya harganya Rp18.500 per kg.
“Ini berarti setiap kg LPG konsumen mendapatkan subsidi Rp14.230. Jadi tiap masyarakat beli LPG 3 kg, kita bayangkan maka mereka mendapatkan Rp42 ribu lebih subsidi,” ungkap Sri Mulyani.
Untuk BBM subsidi tentu menjadi perhatian besar saat ini, karena kuota Solar dan Pertalite diperkirakan akan habis di bulan Oktober 2022.
“Proyeksi konsumsi Solar sebesar 17,44 juta KL atau sudah 115% dari kuota, dan proyeksi konsumsi Pertalite 29,07 juta KL atau 126% dari kuota. Yang jadi masalah, semua subsidi Rp502,4 triliun itu akan habis di bulan Oktober,” ujar Sri Mulyani.
Dia menyampaikan, tren harga minyak dunia terus melonjak naik. Outlook perkiraan harga internasional (Brent) oleh EIA diproyeksikan sepanjang tahun ini harga minyak di USD104,8 per barel dan berdasarkan forecast consensus, harga minyak ada di USD105 per barel.
Dia mencontohkan, di kondisi saat ini harga Solar dijual ke masyarakat hanya Rp5.150 per liter, sebesar 37% dari harga keekonomiannya yang berada di Rp13.950 per liter, artinya masyarakat dan seluruh perekonomian mendapatkan subsidi 63% dari harga keekonomian atau riil.
sumber okezone.com
–