“Ini semua harus kita lakukan agar para petani padi dapat menikmati hasil yang layak, guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya,”ujarnya.
Sementara, menurut laporan Kepala Dinas TPHP Muba Ir A Thamrin, bahwa pembangunan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Muba ditujukan pada peningkatan produksi tanaman padi dan jagung dengan cara meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200 dan sampai dengan IP 300 guna meningkatkan produktivitas perhektar.
“Luas lahan sawah di Kabupaten Muba 40.544,68 Ha yang terdiri dari lahan pasang surut, rawa lebak dan tadah hujan.
Lahan pasang surut yang ada di Kecamatan Lalan seluas 23.887,16 Ha dengan IP 100, IP 200 dan IP 300, khusus luas lahan sawah pasang surut di Desa Perumpung Raya tempat kita panen sekarang seluas 4.200 Ha dengan IP 200 (padi-padi + 50% ) padi-jagung ±30% dan ±20% IP 100,”jelasnya.
Thamrin juga memaparkan, realisasi tanam padi Kabupaten Muba pada tahun 2021 seluas 77.895 Ha, dengan produktivitas 50,90 kw/ha.
Produksi padi sebanyak 394.026 ton gabah kering panen (GKP), setara dengan 203.199 ton beras. Sedangkan konsumsi masyarakat hanya 57.551 ton pertahun sehingga Kabupaten Muba surplus sebanyak 145.648 ton beras.
Kabupaten Muba saat ini sedang memasuki musim panen padi tetapi harga gabah dan beras di tingkat petani jatuh, pada saat ini harga gabah kering panen di tingkat petani hanya kisaran Rp. 3.700 sampai Rp. 3.800,- jauh dari harga patokan pemerintah (HPP) Rp 4.200/kg GKP sedangkan harga beras di tingkat petani kisaran Rp 7.800 sampai Rp 8.000,-/kg, sedangkan HPP beras pemerintah Rp. 12.000- Rp 13.000/ kg.
–