KABAR Internasional, – Amerika Serikat (AS) kembali meminta agar Korea Utara (Korut) mau kembali berdiskusi secara langsung untuk menyelesaikan persoalan negara itu Senin, (31/1/2022).
Langkah ini dilakukan setelah negara pimpinan Kim Jong Un itu meluncurkan rudal balistik Hwasong-12.
Seperti dikutip dari Guardians, seorang pejabat AS menyebut uji coba terbaru Korut adalah bagian dari pola yang “semakin tidak stabil”. Selain itu, ia menyebut aksi Pyongyang ini juga melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Kami percaya sepenuhnya tepat dan sepenuhnya benar untuk memulai beberapa diskusi serius,” kata pejabat senior itu.
Di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden, AS telah berulang kali mencari pembicaraan dengan Korut tetapi telah ditolak. Pasalnya, pemimpin negara itu, Kim Jong-un, seringkali meminta pencabutan sanksi namun tidak dilakukan oleh Washington.
Sementara itu, peluncuran rudal ini merupakan peluncuran ketujuh yang dilakukan Korut dalam periode Januari 2022 ini. Rudal ini juga diklaim sebagai rudal terkuat yang pernah disusun oleh Korut sejak 2017 lalu. Bahkan, lintasan rudal ini pun sempat mencapai luar angkasa.
Mantan komandan angkatan laut Korea Selatan (Korsel), Profesor Kim Dong Yup, mengatakan bahwa peluncuran ini merupakan sebuah pembuktian bahwa Negara Komunis itu ingin menunjukkan kehandalan dalam menghalau sistem pertahanan rudal yang mahal dan kompleks yang telah dikerahkan Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
“Tampaknya cukup jelas bahwa tujuan mereka adalah untuk mengembangkan senjata yang dapat menghindari dan memperumit pertahanan rudal yang sangat dapat bermanuver dan lebih sulit untuk didahului oleh AS, apalagi untuk dideteksi,” kata Kim dalam forum Center for a New American.
Di sisi lain, profesor di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley, mengatakan bahwa peluncuran Korut mungkin akan dihentikan pada saat gelaran Olimpiade Beijing untuk menghormati China. Namun setelahnya, Pyongyang diprediksi akan meluncurkan rudal lagi hingga AS mau mengikuti keinginan Korut.
“Korea Utara meluncurkan hiruk-pikuk rudal sebelum dimulainya Olimpiade Beijing, sebagian besar sebagai upaya modernisasi militer,” ujarnya.
–